Example floating
Example floating
NasionalBeritaPemerintah

Said Abdullah: Doktrin Pertahanan Semesta Jadi Pilar Ketahanan Bangsa di Era Global

Avatar of Altriannews.com
324
×

Said Abdullah: Doktrin Pertahanan Semesta Jadi Pilar Ketahanan Bangsa di Era Global

Sebarkan artikel ini
IMG 20251006 WA0028

JAKARTA, Altrian News – Ketua DPP PDI Perjuangan, MH. Said Abdullah, menegaskan bahwa arah kebijakan pertahanan yang dijalankan Presiden Prabowo Subianto tetap berpijak pada doktrin pertahanan semesta yang digagas Jenderal AH Nasution.

Menurut Said, konsep pertahanan semesta yang melibatkan seluruh elemen bangsa masih sangat relevan di tengah ancaman global yang semakin kompleks.

“Pertahanan semesta melibatkan rakyat dan seluruh sumber daya nasional dalam membangun kekuatan pertahanan. TNI dan Polri menjadi garda utama, yang diperkuat partisipasi aktif rakyat terlatih dalam bela negara,” kata Said dalam keterangannya, Senin (6/10/2025).

Ia menegaskan, bentuk ancaman saat ini tidak hanya konvensional, melainkan juga meluas ke ranah politik, ekonomi, budaya, dan siber. Karena itu, diperlukan keterlibatan masyarakat sipil dan kalangan profesional untuk menopang pertahanan nasional.

“Dunia kini tidak hanya mengarah pada perang konvensional, tetapi juga perang politik, ekonomi, budaya, hingga siber. Dalam situasi itu, TNI dan Polri tentu memiliki keterbatasan. Maka, diperlukan dukungan rakyat terlatih dan kaum profesional yang terintegrasi dengan kekuatan militer,” jelasnya.

Meski demikian, Said mengingatkan bahwa kekuatan konvensional tetap penting. Konsep Minimum Essential Force (MEF) menjadi ukuran vital dalam memastikan kemampuan dasar pertahanan nasional tetap terpenuhi.

“Walaupun medan perang modern sudah multi front, bukan berarti kekuatan pertahanan konvensional bisa diabaikan,” ujarnya.

Said juga menyoroti langkah nyata Presiden Prabowo saat menjabat Menteri Pertahanan dalam memperkuat struktur organisasi TNI. Sejumlah komando baru telah dibentuk, mulai dari enam Kodam, 14 Kodal, tiga Kodau, hingga 100 Batalyon Teritorial.

Selain itu, pembangunan lima Batalyon Infanteri Marinir dan lima Batalyon Korps Pasukan Gerak Cepat (Korpaskhas) juga menjadi wujud penguatan.

Tak hanya organisasi, Said menekankan pentingnya kemandirian industri pertahanan nasional. Indonesia, kata dia, sudah memiliki perusahaan strategis seperti PT PAL dan PT Pindad yang berperan besar dalam penyediaan alat utama sistem senjata (alutsista).

“Indonesia memiliki PT PAL yang mampu membuat kapal perang, serta PT Pindad yang memproduksi tank, senapan tempur, dan artileri berat lainnya. Bahkan, kita bekerja sama dengan Korea Selatan mengembangkan pesawat tempur KAI KF-21 Boramae, meski proyeknya berjalan lambat,” tambahnya.

Dari sisi anggaran, Said memastikan Badan Anggaran DPR RI terus mendukung kebutuhan pertahanan. Namun, ia mengakui bahwa alokasi anggaran Indonesia masih lebih rendah dibandingkan negara lain.

“Global Firepower menempatkan Indonesia di peringkat 29, di bawah Singapura di posisi 26. Ini belum ideal untuk mendukung MEF. Tapi ke depan, kebutuhan anggaran pertahanan harus diperkuat sejalan dengan upaya penyehatan fiskal,” paparnya.

Pada akhirnya, Said menegaskan bahwa profesionalisme prajurit TNI adalah modal paling utama dalam membangun kekuatan pertahanan nasional yang tangguh.

“TNI dibangun dengan merit sistem yang ketat. Prestasi adalah acuan kenaikan pangkat. Bravo, Dirgahayu TNI ke-80 tahun. Jadilah patriot bangsa gagah berani,” pungkas Said.

 

Penulis: Tim Redaksi Altrian News

Editor: Altrian Newsroom

Redaksi: Altrian News – Jakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *