Example floating
Example floating
SosbudBerita

Said Abdullah: Santri dan Pesantren Kini Jadi Pusat Transformasi dan Pemberdayaan

Avatar of Altriannews.com
217
×

Said Abdullah: Santri dan Pesantren Kini Jadi Pusat Transformasi dan Pemberdayaan

Sebarkan artikel ini
IMG 20251022 WA0037

JAKARTA | ALTRIAN NEWS – Ketua DPP PDI Perjuangan sekaligus Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, MH Said Abdullah, menegaskan bahwa santri dan dunia pesantren kini telah menjadi pusat transformasi sosial, ekonomi, dan pendidikan bangsa.

Menurut Said, stigma lama yang menggambarkan santri sebagai kelompok tertinggal, kolot, dan kurang bergaul sudah tidak lagi relevan dengan kenyataan hari ini. Dunia pesantren justru berkembang pesat dan berperan besar dalam pemberdayaan masyarakat serta penguatan nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil alamin.

“Santri dan pesantren kerap diasosiasikan ndeso, kurang pergaulan, dan berpandangan kolot. Bahkan digambarkan memelihara budaya feodal, seperti dalam salah satu tayangan televisi beberapa waktu lalu. Benarkah penggambaran ini?” ujar Said dalam keterangannya, Rabu (22/10/2025).

Politisi asal Sumenep itu menilai, transformasi dunia pesantren hari ini sangat nyata. Para santri tidak hanya mempelajari ilmu agama, tetapi juga dibekali dengan keterampilan hidup, kewirausahaan, dan kemampuan beradaptasi di era digital.

“Banyak pesantren yang berakselerasi dengan perkembangan zaman. Para santri, dengan bimbingan para kiai, telah mampu menumbuhkan jiwa wirausaha dan kemandirian,” tutur Said.

Sebagai contoh, Said menyebut Pondok Pesantren Sidogiri di Pasuruan, Jawa Timur, yang sukses membangun jaringan ritel modern lebih dari 125 titik di Jawa dan Kalimantan. Jaringan tersebut tidak hanya menjadi roda ekonomi pesantren, tetapi juga menyerap produk-produk UMKM lokal dan memberdayakan masyarakat sekitar.

Begitu pula dengan Pondok Pesantren Lirboyo di Kediri, yang mengembangkan berbagai unit usaha seperti Lirboyo Bakery, pengolahan sampah plastik, dan depot air minum. Semua usaha itu dikelola secara mandiri oleh para santri sebagai wujud kemandirian ekonomi.

“Dua contoh itu hanyalah sebagian kecil dari banyaknya kegiatan ekonomi kreatif di pesantren. Jika diulas satu per satu, akan banyak sekali usaha yang digawangi para santri,” ungkapnya.

Selain di sektor ekonomi, para santri kini juga berkiprah di bidang teknologi, jurnalisme, bahasa asing, dan media sosial. Fenomena viralnya ceramah para ulama seperti Gus Baha, KH Anwar Zahid, dan Gus Muwafiq, menjadi bukti bahwa santri telah berhasil mendigitalisasi dakwah Islam dan membawa pesan damai ke ruang publik daring.

Said menambahkan, kiprah santri juga semakin terasa di dunia politik dan kepemimpinan nasional. Banyak santri kini aktif di berbagai partai, termasuk partai nasionalis seperti PDI Perjuangan.

“Saya sendiri adalah santri. Sejak 1988 saya aktif di PDI, dan pada 1999 menjadi bagian dari PDI Perjuangan,” katanya.

Menurutnya, para santri kini berkarir di berbagai sektor strategis, mulai dari akademisi, militer, tenaga medis, LSM, hingga birokrasi. Sebagian bahkan telah menduduki posisi penting di pemerintahan dan TNI.

Said juga menyinggung Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai sosok santri yang mampu menjadi pemimpin nasional dengan pandangan terbuka dan visi kemanusiaan universal.

“Gus Dur adalah contoh nyata santri yang mampu memimpin bangsa dengan pemikiran terbuka dan menjadi tokoh kultural kelas dunia,” ujar Said menegaskan.

Menutup pernyataannya, Said mengingatkan bahwa santri merupakan jangkar perdamaian dan penjaga nilai-nilai Islam yang moderat.

“Menjadi santri bukan hanya soal identitas, tetapi juga tanggung jawab besar. Di pundak para santri, masyarakat melihat wajah Islam. Karena itu, santri harus selalu mawas diri dan terus memperbaiki diri,” pungkasnya.

 

Penulis: Acan

Editor : Tim Redaksi Altrian News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *