Example floating
Example floating
EkonomiBeritaPemerintah

Ribuan Warga Serbu Festival Ketupat di Pantai Slopeng, Bupati Fauzi: Tradisi Harus Tetap Hidup

Avatar of Altriannews.com
266
×

Ribuan Warga Serbu Festival Ketupat di Pantai Slopeng, Bupati Fauzi: Tradisi Harus Tetap Hidup

Sebarkan artikel ini
Salinan dari ALTRIANNEWS.COM 20250408 112043 0000
Ket. Foto: Bupati Sumenep, Dr. H. Achmad Fauzi Wonsojudo, S.H., M.H., saat sambutan di Festival Ketupat. Di Pantai Slopeng, Desa Slopeng, Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Senin (8/4/2025).

SUMENEP | ALTRIANNEWS.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep kembali menggelar Festival Ketupat di Pantai Slopeng, Desa Slopeng, Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Senin (7/4/2025).

Festival ini diselenggarakan sebagai bentuk pelestarian budaya leluhur Madura yang digelar seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri 1446 H – 2025 M, dikenal sebagai Lebaran Ketupat.

Bupati Sumenep, Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo, S.H., M.H., hadir langsung membuka acara. Ia didampingi sang istri, Nia Kurnia Fauzi, serta dihadiri oleh jajaran Forkopimda Kabupaten Sumenep dan seluruh kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Ribuan pengunjung memadati area Pantai Slopeng sejak pagi. Mereka datang untuk menikmati suasana lebaran ketupat yang penuh semangat kebersamaan, budaya, dan hiburan rakyat.

Berbagai penampilan ditampilkan dalam festival ini. Mulai dari kirab budaya, pertunjukan seni tradisional, hingga pasar kuliner ketupat yang menyajikan berbagai makanan khas Madura.

Bupati Fauzi menyampaikan bahwa festival ini bukan hanya sebagai ajang hiburan semata, melainkan juga upaya konkret menjaga nilai-nilai budaya agar tidak tergerus zaman.

“Tradisi seperti ini harus tetap hidup. Ini bukan hanya warisan budaya, tapi juga jati diri masyarakat kita. Generasi muda harus terus terlibat dan mencintai budaya daerahnya,” ujar Bupati Fauzi dalam sambutannya.

Ia juga menegaskan pentingnya sinergi antara masyarakat dan pemerintah dalam menjaga keberlangsungan budaya lokal di tengah derasnya arus modernisasi.

“Semakin kita mencintai budaya sendiri, semakin kuat kita dalam menghadapi tantangan global. Budaya adalah kekuatan. Mari kita hidupkan bersama-sama,” tutupnya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *